Jumat, 29 Juni 2012
Tanggal 29 Juni 2012 sekitar pukul 15.30 WIB, pesawat kami mendarat di Jakarta dari Banda Aceh. Ini berarti kami masih punya waktu sekitar 6 jam untuk mempersiapkan diri menuju Teluk Kiluan yang terletak di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Indonesia. Beberapa dari kami tampak cukup kelelahan karena sebelumnya selama kurang lebih 6 hari (23-29 September 2012) kami menjalani tur di Kota Banda Aceh dan Kota Sabang, Provinsi Aceh, Indonesia. Tired but so much fun. 🙂
Setelah kembali ke rumah masing-masing untuk membawa "perbekalan lain" demi ke Teluk Kiluan, kami pun kembali berkumpul di Plaza Semanggi, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, sekitar pukul 20.00 WIB. Peserta tur kali ini cukup banyak, sekitar 30 orang (akibat teman mengajak temannya) dan kali ini menggunakan jasa agen perjalanan dari NextTrip dengan biaya sekitar Rp780.000,00 untuk tur selama 2 hari 3 malam (29 Juni-2 Juli 2012).
Setelah seluruh peserta kumpul semua, Mas John Bawean, guide sekaligus leader dari pihak agen perjalanan pun memberikan sedikit pengarahan kemudian membagi grup peserta dan mempersilahkan kami untuk menaiki mobil yang telah disediakan. Ada 2 mobil jenis L300 dan 1 mobil pribadi (milik kakak dari seorang anggota kami yang ikut beserta seluruh anggota keluarganya) dalam rombongan ini. Tepat pukul 22.30 WIB rombongan kami pun mulai meninggalkan meeting point di Plaza Semanggi menuju ke Teluk Kiluan.
Perjalanan darat menuju Teluk Kiluan ini "cukup menyiksa" bagi sebagian teman, terutama yang tidak terbiasa dengan perjalanan jauh menggunakan mobil. Namun bagi mayoritas lainnya, justru perjalanan seperti inilah yang membuat kami mempunyai quality time untuk saling bercerita tentang kehidupan masing-masing. 😀
Sabtu, 30 Juni 2012
Sekitar pukul 01.30 WIB (30 juni 2012), mobil pun sampai di kawasan Pelabuhan Merak, Banten. Antrian kendaraan yang cukup panjang pun langsung menyambut kami, mungkin karena pelabuhan ini merupakan pintu utama menuju ke Pulau Sumatera. 2,5 jam kemudian, mobil kami pun menaiki kapal ferry.
Perjalanan dengan kapal ferry dari Pelabuhan Merak menuju ke Pelabuhan Bakauheni membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam. Sebenarnya jarak antara kedua pelabuhan ini tidak begitu jauh, mungkin karena beban yang dibawa kapal sangat berat (puluhan mobil dan ratusan penumpang) yang menyebabkan perjalanan menjadi cukup lama. Kapal ferry yang kami naiki pun merapat di Pelabuhan Bakauheni, sekitar pukul 05.50 WIB.
Rasa bahagia sempat menjalari sebagian besar dari kami karena kami berpikir dengan telah sampainya kami di Pelabuhan Bakauheni maka tidak lama lagi kami akan tiba di Teluk Kiluan. Namun setelah berbincang dengan Mas John, raut muka sebagian besar teman-teman langsung pucat, karena ternyata perjalanan darat yang masih harus kami tempuh sekitar 8 jam lagi dengan medan yang tidak terlalu bagus. X_X
Setelah 3 jam perjalanan dari Pelabuhan Bakauheni, kami pun diajak istirahat sejenak untuk membersihkan diri di salah satu penginapan yang kami lupa namanya, di daerah Bandar Lampung. Di tempat ini kami tidak menginap, hanya sekedar membersihkan diri bagi yang berminat dan melemaskan otot yang tentunya sangat dinantikan oleh sebagian besar teman-teman.
Setelah sedikit membersihkan diri dan sedikit melemaskan otot, kami pun melanjutkan perjalanan. Sampai sejauh ini medan yang kami lalui masih relatif bagus, mungkin karena masih berada di pusat kota. 1 jam sudah perjalanan kami lanjutkan dan akhirnya kami kembali berhenti lagi, kali ini tujuannya adalah untuk sarapan di sebuah restoran Padang. Padahal kami berharap bisa sarapan dengan menu khas daerah sini, namun tampaknya restoran padang lah yang lebih "berkuasa". Sekitar pukul 13.12 WIB, kami pun tiba di Gerbang Teluk Kiluan dan berhenti sejenak untuk mengabadikan momen yang penuh perjuangan ini. Selamat datang di Teluk Kiluan! 😀
Di Teluk Kiluan tidak banyak terdapat penginapan, hanya ada sebuah penginapan yang berbentuk sebuah rumah panggung dan sebuah penginapan sederhana lain yang berlokasi di Pulau Kelapa/Kiluan, pulau di seberang Teluk Kiluan. Listrik pun hanya tersedia pada pukul 18.00-05.00 WIB saja jadi jika ingin menggunakan listrik pada siang hari, kita harus menggunakan genset. Beruntung paket dari NextTrip termasuk penyediaan fasilitas genset sehingga kami tidak perlu khawatir akan ketersediaan listrik untuk mengisi ulang daya baterai kamera, telepon seluler, dan komputer tablet kami. Meski di wilayah ini tidak tersedia sinyal operator telepon seluler, namun daya baterai telepon genggam tetap perlu diisi ulang, lumayan untuk sekedar backup foto ketika daya baterai kamera sudah habis. 😛
Setelah pembagian kamar, kami pun langsung menyantap makan siang yang dimasak oleh penduduk lokal, sambil menikmati heningnya Teluk Kiluan dengan udara yang bersih, tidak seperti di perjalanan tadi.
Teluk Kiluan siang ini terlihat surut, sehingga tampak banyak bebatuan kecil.
Perut sudah terisi dan cacing-cacing di dalamnya pun sudah berhenti protes dan sekarang waktunya kami snorkeling di Pulau Kelapa, penduduk lokal menyebutnya dengan Pulau Kiluan. Untuk menuju pulau ini kita harus menggunakan jukung, sebuah perahu bermotor yang kecil dengan penyeimbang dari bambu di sebelah kiri-kanannya, dengan waktu tempuh sekitar 5 menit saja.
Pantai di Pulau Kelapa/Kiluan ini memiliki pasir yang putih dan tekstur yang lembut dengan garis pantai yang cukup panjang. Air lautnya pun berwarna biru kehijauan dan akan memukau mata siapa pun yang memandangnya. Sebagian teman ada yang langsung berlarian di sepanjang pantai, sebagian lagi ada yang langsung berenang, dan sebagian kecil lainnya memilih untuk berjalan menyusuri pantai sambil berfoto-foto.
2 jam sudah kami bermain air di Pulau Kelapa dan hari sudah menjelang gelap. Meski ditutupi awan, sunset di Pulau Kelapa ini cukup memukau, terutama karena didukung oleh pemandangan "Batu Candi" di pinggiran pantai.
Karena hari sudah menjelang malam, kami pun kembali menuju penginapan untuk membersihkan diri sekaligus makan malam. Karena kamar mandi hanya ada 1 di masing-masing penginapan, sementara masing-masing kamar ditempati oleh sekitar 8-10 orang, alhasil kami pun harus antri sampai 1 jam untuk mendapat giliran mandi.
Tidak banyak yang kami lakukan saat malam, sebagian memilih menghangatkan diri di api unggun, sebagian ada yang bersenda-gurau, sebagian ada yang bermain kartu, dan sebagian lagi ada yang mengurung diri di dalam kamar. Kami harus banyak beristirahat karena paginya akan "berburu lumba-lumba", kegiatan utama di Teluk Kiluan.
Minggu, 01 Juli 2012
Sekitar pukul 05.00 WIB kami sudah bangun dan mempersiapkan diri untuk dolphin tour. Sambil menunggu seluruh peserta siap, sarapan pun dihidangkan. Sarapan yang awal sekali mengingat waktu baru menunjukkan pukul 06.00 WIB. Namun karena kami akan mengarungi lautan lepas, ada baiknya sarapan terlebih dahulu agar tidak masuk angin.
Sekitar pukul 07.00 WIB perahu jukung pun berangkat untuk mengarungi lautan lepas. Kali ini setiap jukung hanya boleh dinaiki oleh maksimal 3 orang peserta ditambah 1 "nahkoda". Beda dengan kemarin saat ke Pulau Kelapa dimana 1 jukung boleh dinaiki hingga 6 orang peserta. Tampaknya kondisi "medan" yang akan dilalui yang membuat perbedaan ini.
Ombak yang sangat besar menghantam perahu kami, bahkan tidak jarang sampai membuat air laut masuk ke dalam kapal. Hal ini cukup membuat histeris bagi sebagian teman, bahkan bagi beerapa di antara kami yang sudah terbiasa naik kapal laut pun kondisi ini cukup menegangkan. Karena kami berangkat sudah cukup siang, kami pun sempat khawatir tidak akan dapat menjumpai lumba-lumba, karena selain faktor cuaca, faktor waktu pun dapat mempengaruhi.
30 menit sudah kami mengarungi lautan namun belum melihat 1 lumba-lumba pun, semakin mengkhawatirkan. Sementara ombak pun semakin besar seperti hendak menenggelamkan perahu kami. Akhirnya, setelah hampir 1 jam, mamlia yang kami cari-cari pun menampakkan dirinya, namun karena kami tidak membekali diri dengan kamera SLR, hanya berbekal kamera dari telepon genggam, akhirnya kami pun lebih memilih untuk merekamnya dalam, video sehingga nanti hasilnya bisa kami screenshot sehingga menjadi sebuah foto. 😛
"Berburu" lunba-lumba merupakan puncak dari perjamanan wisata kami kali ini. Selebihnya tidak ada yang dapat kami ceritakan selain perjalanan pulang ke Jakarta setelah sebelumnya mampir dulu di Bandar Lampung untuk membeli beberapa oleh-oleh bagi keluarga di rumah. Kami tiba di Jakarta (Plaza Semanggi) pada tanggal 02 Juli 2012 sekitar pukul 04.00 WIB. Lelah mungkin tidak terlalu kami pikirkan, yang menjadi beban adalah, kami sampai di Jakarta pada hari Senin dini hari, sementara pukul 08.00 WIB sebagian besar dari kami harus sudah berada di kantor masing-masing. 😀