Kompleks Percandian Muaro Jambi adalah sebuah kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di Indonesia yang kemungkinan besar merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu (sekitar abad ke-11 M). Kompleks percandian ini terletak di Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Indonesia.
Jarak dari pusat kota Jambi ke Kompleks Percandian Muaro Jambi ini cukup dekat, yaitu sekitar 26 kilometer arah timur Kota Jambi. Namun demikian waktu tempuhnya jadi lumayan lama karena ada sebagian jalan yang kondisinya tidak terlalu bagus (berlubang dan bergelombang). Setelah 30 menit perjalanan atau sekitar pukul 16.30 WIB, kami tiba di lokasi.
Untuk dapat memasuki area Kompleks Percandian Muaro Jambi ini, setiap pengunjung harus membayar uang retribusi sebesar Rp2.000,00 (anak-anak) dan Rp3.000,00 (dewasa). Jika Anda membawa kendaraan, juga akan dikenakan biaya tambahan (parkir) sebesar Rp3.000,00 (motor) dan Rp6.000,00 (mobil).
Setelah membayar retribusi di pos masuk, kami pun harus berjalan kaki sejauh 100 meter untuk sampai di kawasa utama candi. Sebagai catatan, Kompleks Percandian Muaro Jambi ini terbilang cukup unik dan jauh berbeda dengan kompleks candi di daerah lainnya, karena di kawasan ini masih banyak sekali rumah-rumah penduduk, bahkan di sekitar candi masih ada kebun milik warga. Sejenak kami merasa bukan seperti di lokasi situs bersejarah / cagar budaya.
Kompleks percandian Muaro Jambi pertama kali dilaporkan pada tahun 1824 oleh seorang letnan Inggris bernama S.C. Crooke yang melakukan pemetaan daerah aliran sungai untuk kepentingan militer. Baru tahun 1975, pemerintah Indonesia mulai melakukanpemugaran yang serius yang dipimpin R. Soekmono. Berdasarkan aksara Jawa Kuno pada beberapa lempeng yang ditemukan, pakar epigrafi Boechari menyimpulkan peninggalan itu berkisar dari abad ke-9-12 Masehi. Di situs ini baru sembilan bangunan yang telah dipugar dan kesemuanya adalah bercorak Buddhisme. Kesembilan candi tersebut adalah Candi Kotomahligai, Kedaton, Gedong Satu, Gedong Dua, Gumpung, Tinggi, Telago Rajo, Kembar Batu, dan Candi Astano (Wikipedia).
Dari sekian banyaknya penemuan yang ada, Junus Satrio Atmodjo menyimpulkan daerah itu dulu banyak dihuni dan menjadi tempat bertemu berbagai budaya. Ada manik-manik yang berasal dari Persia, China, dan India. Agama Buddha Mahayana Tantrayana diduga menjadi agama mayoritas dengan diketemukannya lempeng-lempeng bertuliskan "wajra" pada beberapa candi yang membentuk mandala.
Kompleks Percandian Muaro Jambi terletak pada tanggul alam kuno Sungai Batanghari. Situs ini mempunyai luas 12 km persegi, panjang lebih dari 7 kilometer serta luas sebesar 260 hektaryang membentang searah dengan jalur sungai. Situs ini berisi 61 candi yang sebagian besar masih berupa gundukan tanah (menapo) yang belum dikupas (diokupasi). Dalam kompleks percandian ini terdapat pula beberapa bangunan berpengaruh agama Hindu.
Di dalam kompleks tersebut tidak hanya terdapat candi tetapi juga ditemukan parit atau kanal kuno buatan manusia, kolam tempat penammpungan air serta gundukan tanah yang di dalamnya terdapat struktur bata kuno. Dalam kompleks tersebut minimal terdapat 85 buah menapo yang saat ini masih dimiliki oleh penduduk setempat. Selain tinggalan yang berupa bangunan, dalam kompleks tersebut juga ditemukan arca prajnaparamita, dwarapala, gajahsimha, umpak batu, lumpang/lesung batu. Gong perunggu dengan tulisan Cina, mantra Buddhis yang ditulis pada kertasemas, keramik asing, tembikar, belanga besar dari perunggu, mata uang Cina, manik-manik, bata-bata bertulis, bergambar dan bertanda, fragmen pecahan arca batu, batu mulia serta fragmen besi dan perunggu. Selain candi pada kompleks tersebut juga ditemukan gundukan tanah (gunung kecil) yang juga buatan manusia. Oleh masyarakat setempat gunung kecil tersebut disebut sebagai Bukit Sengalo atau Candi Bukit Perak.
Di Kompleks Percandian Muaro Jambi juga terdapat sebuah telaga yang bernama Telago Rajo. Kabarnya kita tidak boleh berkata sembarangan di area telaga ini karena dapat mengakibatkan terjadinya sesuatu yang buruk menimpa kita. Menariknya lagi, menurut seorang teman, bagi muda-mudi yang berpacaran dan mengunjungi telaga ini, setelahnya akan terlihat kecocokan masing-masing. Jika setelah mengunjungi telaga ini muda-mudi tersebut masih berpacaran, maka mereka jodoh. Anda tertarik untuk mengunjunginya bersama pasangan? 🙂
Karena di lingkungan sekitar Kompleks Percandian Muaro Jambi ini adalah pemukiman penduduk, maka Anda tidak perlui khawatir akan kehausan ataupun kelaparan, karena cukup banyak terdapat penjaja makanan dan minuman, terutama di area dekat Telago Rajo. Namun demikian, mayoritas warung hanya buka di hari libur saja.
Karena Kompleks Percandian Muaro Jambi ini adalah kompleks candi terluas di Indonesia, bahkan lebih luas dari Kompleks Candi Prambanan, sangat disarankan bagi Anda untuk berkeliling menggunakan sepeda sewaan yang tersedia di dekat pos masuk dengan tarif rata-rata Rp10.000,00 per jam. Selain candi dan benda-benda bersejarah lainnya, di Kompleks Percandian Muaro Jambi ini juga terdapat Wisata Perahu Kanal Tuo, yaitu wisata dengan perahu untuk mengelilingi sebuah kanal tua yang terdapat di area ini.
tarif yang dikenakan jika Anda ingin main perahu disini adalah sebesar Rp3.000,00 (anak-anak) dan Rp5.000,00 (dewasa). Jika Anda ingin menaiki perahu kincir akan dikenakan biaya sebesar Rp5.000,00 (anak-anak) dan Rp10.000,00 (dewasa). Anda dapat bermain dan menaiki perahu sendiri atau dengan dibantu oleh seorang pemandu. Namun tampaknya, wisata ini hanya tersedia di hari libur saja karena saat kami mengunjunginya tidak terlihat seorang pun petugas.
Puas dan lelah berkeliling di Kompleks Percandian Muaro Jambi, sekitar pukul 18.00 WIB pun kami beranjak menuju ke objek wisata selanjutnya, kali ini di Kota Jambi, yaitu "Masjid Seribu Tiang" dan wisata kuliner di "Warung Bu Salma". By the way, di Kompleks Percandian Muaro Jambi ini juga terdapat sebuah guest house milik pengelola yang bisa Anda pakai untuk menginap. Sayang sekali kami tidak sempat menanyakan room rate-nya, tapi untuk pertimbangan Anda bisa melihat gambarnya di slideshow berikut ini. 🙂