Dalam rangka libur hari raya Idul Fitri tahun 2012, tepatnya pada tanggal 22 Agustus 2012, kami berkesempatan untuk mengunjungi Museum Benteng Vredeburg yang terletak di Jalan Ahmad Yani No. 6 (kawasan Malioboro), Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Gedung bersejarah ini terletak di depan Gedung Agung (satu dari tujuh istana kepresidenan di Indonesia) dan Istana Sultan Yogyakarta Hadiningrat yang dinamakan Kraton.
Museum Benteng Vredeburg adalah sebuah benteng yang dibangun tahun 1765 oleh VOC di Yogyakarta selama masa kolonial VOC. Benteng ini dibangun oleh VOC sebagai pusat pemerintahan dan pertahanan gubernur Belanda kala itu. Benteng ini dikelilingi oleh sebuah parit yang masih bisa terlihat sampai sekarang. Benteng berbentuk persegi ini mempunyai menara pantau di keempat sudutnya. Di masa lalu, tentara VOC dan juga Belanda sering berpatroli mengelilingi dindingnya. (Sumber: Wikipedia Indonesia).
Pada tanggal 23 November 1992, Museum Benteng Vredeburg secara resmi menjadi salah satu Museum Khusus Perjuangan Nasional dengan nama Museum Benteng Yogyakarta. Museum Benteng Vredeburg ini buka pada hari Selasa - Jumat (Pukul 08.00 - 15.30 WIB) dan Hari Sabtu - Minggu (Pukul 08.00 - 16.00 WIB, sementara pada hari Senin tempat ini libur. Untuk dapat masuk kawasan ini, pengunjung cukup membayar tiket sebesar Rp2.000,00.
Secara keseluruhan, kalau tidak salah hitung, museum ini memliki 4 (empat) gedung diorama mengenai peritiwa sejarah di Indonesia, khususnya yang terjadi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berikut gambaran sekilas isi dari masing-masing diorama:
Gedung Diorama 1
Bangunan ini berisikan berbagai cerita tentang sejarah perjuangan kemerdekaan di Indonesia mulai dari era Pangeran Diponegoro, kongres Budi Utomo di Yogyakarta, berdirinya organisasi Muhammadiyah, pemogokan kaum buruh di pabrik gula di sekitar Yogyakarta, berdirinya Tamansiswa, Kongres Peremuan Indonesia yang pertama, Kongres Jong Java, hingga sejarah awal mula masuknya Jepang di Yogyakarta.
Gedung Diorama 2
Bangunan ini berisikan berbagai cerita tentang sejarah perjuangan kemerdekaan di Indonesia pada era Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dimulai dengan diorama ketika Sultan Hamengkubowono IX memimpin rapat dalam rangka dukungan terhadap proklamasi, pengambil alihan percetakan Harian Sinar Matahari dan diganti namanya menjadi Kedaulatan Rakyat, penurunan bendera Hinomaru dan pengibaran bendera merah putih di Gedung Cokan Kantai (Gedung Agung), peristiwa pengeboman balai mataram, gedung RRI dan Museum Sonobodoyo oleh tentara sekutu, peristiwa Pertempuran Kotabaru, pelucutan senjata tentara Jepang oleh polisi istimewa, pemuda, dan massa rakyat, berdirinya sekolah Militer Akademi di Yogyakarta, pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR, Kongres Pemuda di Yogyakarta, sejarah berdirinya Universitas Gadjah Mada, hingga masa pemindahan Ibukota Negara Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta.
Gedung Diorama 3
Travellovers, kami memohon maaf karena tidak dapat menggambarkan tentang isi dari gedung diorama 2 ini, karena pada waktu kami berkunjung, gedung ini sedang di renovasi. Jika suatu saat kami berkesempatan mengunjungi tempat ini lagi, akan langsung kami update atau jika ada Travellovers yang pernah berkunjung di Gedung Diorama 3, Museum Benteng Vredeburg, bisa bantu gambarkan isinya dan jika ada foto-fotonya melalui form komentar. 🙂
Gedung Diorama 4
Bangunan ini berisikan berbagai cerita tentang sejarah Indonesia pasca kemerdekaan, mulai dari pemilihan umum pertama Indonesia yang diselenggarakan di Yogyakarta, pertemuan Rencana Colombo tahun 1959, Seminar Nasional Pancasila I, pencanangan Tri Komando Rakyat (Trikora) sebagai upaya pembebasan Irian Barat, peristiwa Gerakan 30 September (G30S) PKI di Yogyakarta, rapat kebulatan tekad penumpasan G30S PKI di Alun-alun Utara Yogyakarta, sampai dengan momen penyamapaian amanat dari Presiden Soeharto tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) dalam rangka Dies Natalis Universitas Gadjah Mada tahun 1974.
Selain gedung diorama yang berisikan gambaran sejarah di Indonesia, di dalam Museum Benteng Vredeburg juga terdapat semacam mesin dengan teknologi layar sentuh yang berisikan panduan wisata di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, lengkap dengan petunjuk jalan dan informasi mengenai tempat kuliner serta akomodasi di Yogyakarta.
Travellovers tertarik untuk mengunjungi Museum Benteng Vredeburg? Jangan lupa ajak anak, keponakan, atau pun saudaranya ya, terutama yang masih duduk di bangku sekolah, karena mereka akan banyak belajar sejarah di tempat ini. Kami pun yang sudah kerja jadi banyak mengetahui tentang sejarah lho.
Anda lelah, lapar, atau haus? Tenang, di tempat ini juga terdapat kantin, coffee shop, dan restoran kok. Sekitar 20 meter di sebelah kanan kantin juga terdapat musholla. 🙂